Apresiasi Terhadap Kebijakan Merdeka Belajar 4: POP dan Dampaknya Dalam Mencapai Target SDG's Keempat, Pendidikan Berkualitas

/ Sabtu, 25 November 2023 / 18.03

TOPINFORMASI.COM,Jakarta, - Program Organisasi Penggerak (POP) telah usai terlaksana hingga tahun ke-3, tahun 2023 ini. Program dari Episode 4 Merdeka Belajar ini merupakan upaya Kemendikbudristek melibatkan ormas yang bergerak di bidang pendidikan, terutama yang memiliki rekam jejak baik dalam pelatihan pendidik dan tenaga kependidikan, dan yang telah memiliki atau sedang mengembangkan model peningkatan kompetensi PTK yang sesuai dengan karakter dan kebutuhan di Indonesia. 

Hasil menggembirakan didapat setelah tiga tahun pelaksanaan program. Dalam Simposium POP 2023 yang terlaksana 24 November 2023, Direktur Pendidikan Profesi dan Pembinaan GTK, Kemendikbudristek, Nunuk Suryani, mengatakan sejak pertama diluncurkan pada 10 Maret 2020 lalu, hingga mendapatkan total 160 proposal intervensi dari total 135 ormas yang berpartisipasi, menunjukkan keberhasilan dari intervensi dan praktik baik ormas POP meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

“Evaluasi dampak POP memberikan informasi yang menggembirakan karena adanya perubahan signifikan pada lingkungan belajar, hasil belajar, dan karakter peserta didik, yang didukung dengan bukti tentang peningkatan kompetensi pendidik dan kepala satuan pendidikan sasaran POP.” Tutur Nunuk Suryani.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Guru Pendidikan Dasar, Rachmadi Widdiharto, juga menambahkan, hingga program pelatihan dan praktik baik diselesaikan oleh seluruh ormas, terdapat 7.300 satuan pendidikan yang menjadi sasaran intervensi dan 50.000 guru serta kepala sekolah yang menerima manfaat program pendampingan. “Fokus kami adalah peningkatan kompetensi fundamental peserta didik yaitu: literasi, numerasi, dan penguatan karakter, yang ini bisa kita capai bersama berkat gotong royong dalam POP ini,” Ujarnya.

Rachmadi menegaskan bahwa hasil studi kuantitatif dan kualitatif menunjukan adanya peningkatan signifikan hasil Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), khususnya skor literasi dan numerasi. Hal ini didapat melalui hasil studi kuantitatif perbandingan dengan skor tahun sebelumnya. “Selain itu, hasil survei karakter dan survei lingkungan belajar pada SD dan SMP sasaran POP menunjukkan peningkatan yang signifikan,” tambahnya.

Irawan, Ketua Yayasan Nurhidayah Dayah, salah satu ormas mitra POP menyampaikan apresiasi kepada Kemendikbudristek dengan adanya POP. Dikatakan Andi, program ini menjadi jembatan terbangunnya sinergitas antar pelaku pendidikan di daerah kami. “Semua daerah sasaran intervensi terutama para pendidik penerima manfaat program, mempunyai beragam skema untuk peningkatan kompetensi pembelajaran yang lebih berkualitas yang berfokus pada tujuan pembelajaran.” Ujar Andi.
Senada dengan Irawan,  Dr. Jamal mewakili Yayasan Akselerasi Islami Siswa Indonesia mengatakan bentuk apresiasi pada Kemendikbudristek. Ia menyebut, terdapat 160 guru sasaran pada 20 sekolah di 4 kabupaten yang mereka latih. “Terimakasih banyak untuk Kemendikbudristek, Program Organisasi Penggerak ini mewujudkan kolaborasi positif antara pemerintah, ormas dan sekolah dalam rangka bergerak bersama rayakan merdeka belajar” ungkap Juli. 

Apresiasi atas penyelenggaraan POP juga disampaikan Ketua Forum Indonesia Menulis Kalimantan Barat, M Fakhrul Roji. Ia mengatakan, kolaborasi Kemendikbudristek dengan mitra melalui Program Organisasi Penggerak menjadi wasilah dipertemukan dengan beragam cerita unik di lapangan tentang pendidikan Indonesia. “Dengan kondisi geografis yang tidak mudah, serta beberapa daerah di Kalimantan Barat yang rentan banjir, menjadi saksi kebahagiaan di kalangan peserta terpilih sebagai peserta intervensi. Dibuktikan dengan keseriusan mengikuti pelatihan meski harus mendaki bukit, di hutan, untuk sekedar mendapat jaringan internet. Ada pula yang menempuh rela menempuh 2 hari perjalanan serta kondisi jalan terendam banjir, guna mengikuti pertemuan di ibukota kecamatan lokasi pelatihan”

DAMPAK PRAKTIK BAIK PROGRAM ORGANISASI PENGGERAK

Salah satu ormas mitra POP, Yayasan Indonesia Mengabdi, melalui ketua programnya, Yusri, menceritakan praktik baik yang mereka lakukan dengan tujuan penguatan karakter peserta didik dalam aspek disiplin positif. Hasilnya, setelah mengantongi informasi dari peserta intervensi, pelatihan ini telah terbukti mampu mengubah perilaku guru dalam memersepsikan perilaku kekerasan. Peserta mampu memahami mengenai prinsip-prinsip disiplin positif, dan bagaimana mendisiplin siswa tanpa menggunakan kekerasan. 

“Kami mendampingi total 1.124 guru dan kepala sekolah dari 4 kabupaten di Sulawesi Selatan. Dengan pendekatan untuk menerapkan disiplin dari dalam diri anak tanpa kekerasan, dampaknya terlihat dari nilai penguatan karakter peserta didik, misalnya, terlihat dari meningkatnya disiplin positif seperti berbicara sopan dan tanggungjawab pribadi.” Tutur Yusri.

Sementara itu, Yanti KerLiP, Ketua Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Kemdikbud khususnya Ditjen GTK yang telah mendukung 133  Ormas POP memperluas dampak praktik baik di wilayah dampingan masing-masing. “Semoga semangat  goto ng royong untuk tumbuh bersama demi kepentingan terbaik anak ini terus menguat dalam upaya mencapai target SGD’s 2030 keempat, yakni pendidikan berkualitas, “ pungkas Yanti

Sebanyak 88 dari 133 Ormas POP bersepakat merintis asosiasi untuk melanjutkan bergerak bersama Kemdikbudristek memastikan terpenuhinya hak atas pendidikan dan perlindungan anak di Indonesia secara merata dan berkeadilan.
(Red)
Komentar Anda

Berita Terkini