TOPINFORMASI.COM,Acara diskusi Bedah Buku karya Paolo Freire yang berjudul Pendidikan Yang Membebaskan” yang dilaksanakan pada Jumat, 14 Juli 2023 di Cafe Botimoon Reborn Sibuaya Rantauprapat yang dilaksanakan Oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Univeristas Labuhanbatu.
Sebagai Narasumber dalam acara bedah buku ini adalah masing -masing ketua Organisasi Kemahasiswaan yang tergabung Dalam Kelompok Cipayung Plus yaitu Khairil Hanif Nasution (Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cab. Labuhanbatu Raya, Hamdani Hasibuan (Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Labuhanbatu, Marianus Harefa (Ketua BPC Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Rantauprapat dan Ferry Setiawan (Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Labuhanbatu Raya dan dipandu dengan baik Oleh Muhammad Sodikin Mahasiswa Universitas Labuhanbatu.
Acara Bedah buku imi dihadiri oleh ratusan peserta yang terdiri adari berbagai aktivis mahasiswa,aktivis buruh, tokoh pemuda dan masyarakat umum lainnya.
Hadir sebagai Keynote Speaker dan juga sebagai pemantik diskusi adalah Ade Parlaungan Nasution, Ph.D yang merupakan senior Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang juga Rektor Universitas Labuhanbatu.
Dalam Paparannya Ade Parlaungan Nasuiton menyebutkan bahwa sistem Pemdiidkan Nasional Indonesia selama ini hanya lebih mementingkan aspek kuantitas seperti dijejalinya siswa dengan ilmu atau informasi baru yang kurang relevan dengan pembentukan kepribadian dan tidak memperhatikan kebutuhan khusus anak didik baik materi maupun aspek usia siswa dan yang paling penting lagi adalah kurang menekankan pada pembentukan karakter seperti kejujuran, tenggang rasa, solidaritas, kepedulian terhadap alam dan memahami betul antara hak dan kewajiban sebagai seorang manusia Indonesia.
Ade Menyambut Gembira gebrakan Menteri Pendidikan saat ini yaitu Nadiem Makarim yang telah meluncurkan program nasioanal Merdeka Belajar kepada seluruh tingkatan pendidikan di Indonesia.
Menurut Ade, Kebijakan Menteri Pendidikan saat ini tak lain merupakan Adopsi dari Pemikiran Paolo Freire yang lebih menekankan kebebasan manusia dan berdasarkan pada karakter dan kemampuan anak didik sebagaimana yang diusulkan oleh Freire tentang model sistem pendidikan baru yang disebut pendidikan pembebasan, yang memungkinkan siswa belajar dengan pemahaman dengan melibatkan pemikiran kritis dan analisis kritis melalui praksis
Menurut ade mengutip Freire, Freire berpendapat bahwa melalui dialogis dan partisipatif dengan akar rumput akan menciptakan perubahan sosial yang berkelanjutan di masyarakat. Ia menjelaskan bahwa manusia tidak diciptakan untuk diam, tetapi untuk memiliki kata dan kerja, atau refleksi dan tindakan. Dialog terjadi antara orang-orang yang menghormati hak orang lain untuk berbicara dengan cinta, harapan, iman, dan kerendahan hati. Dialog tanpa cinta, kerendahan hati dan iman, tidak dapat membangun kepercayaan dan kepercayaan bergantung pada bukti sebelum seseorang memberikan kata-kata yang sebenarnya kepada orang lain.
Point utama yang diambil Ade dalam Buku Paolo Freire adalah ungkapan bahwa siswa secara dini harus disadarkan tentang kondisii baik konflik yang terjadi dan diajarkan bagaimana cara mengatasinya dengan perkataan siswa sejak dini telah diajarkan berfikir kritis dan diarahkan untuk pemecahan masalah.
Ade menyarankan agar dilakukan perubahan yang mendasar tentang sistem pendidikan yang dimulai dari tingkatan paling dasar yang menekankan pada kondisi dan karakter siswa dan tentu saja perbaikan-perbaikan kualitas guru guru yang mengajar, yang memahami perkambangan anak dan realitas sosial yang terjadi