Hairos Waterpark Rangkul Pedagang Bangkit dari Keterpurukan

/ Minggu, 08 Mei 2022 / 00.50

Deli Serdang,TOPINFORMASI.COM
Dunia usaha yang sempat terpuruk akibat didera pandemi Covid-19 yang berkepanjangan, kini perlahan mulai bangkit kembali. Pandemi yang kini telah bisa dikendalikan menjadi kabar baik bagi seluruh masyarakat, termasuk para pelaku usaha maupun pengelola bisnis pariwisata.

Selama pandemi, banyak pelaku usaha merugi. Tak sedikit yang terpaksa gulung tikar. Pembatasan aktivitas masyarakat serupa pukulan telak yang menghantam sendi-sendi ekonomi. Namun kesabaran menghadapi pagebluk ini telah membawa spirit baru bagi para pelaku usaha yang setia bertahan.

Seperti ditunjukkan pelaku usaha pariwisata Hairos Waterpark yang terletak di Jalan Jamin Ginting KM 14,5, Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumut. Manajemen Hairos mengaku sempat buntung karena tutup sementara di masa pandemi. Namun mereka berusaha untuk bertahan di bisnis ini.

"Kita sempat tutup sementara. Tapi pelan-pelan kita benahi dan bangkit lagi," kata Edi Sahputra Surbakti, Direktur PT Hairos Indah Jaya atau Hairos Waterpark, Sabtu (7/5/2022) sore.

Agar usahanya tak gulung tikar di massa pandemi, pihak manajemen Hairos terpaksa merampingkan jumlah karyawan. Selain itu, manajemen Hairos juga memperkecil pengeluaran dengan mengurangi operasional kolam ombak yang jadi icon kolam disana dari 5 kali menjadi 3 kali setiap hari, mengobral harga promosi dan menggelar event, sembari tetap menerapkan protokol kesehatan. "Lumayan agak jalan meski pengunjung dibatasi, jelasnya.

Dunia Usaha Mulai Bangkit Lagi

Menggeliatanya pengunjung di bisnis usaha pariwisata berimbas lonjakan besar terhadap pedagang. Sebab, kebangkitan ekonomi tidak hanya dialami sektor usaha besar, tetapi juga pelaku usaha mikro, seperti pedagang kecil-kecilan tersebut. Umairani boru Ginting, salah seorang pedagang makanan mengaku terpaksa menutup dua stand jualannya yang berada di kawasan Pancur Batu, gara-gara diterpa pandemi.

Ia menjual burger, kebab, kentang goreng, sosis, dan aneka minuman dingin. Dari lima stand dagangannya, sekarang tinggal tiga yang bertahan. Satu berada di depan swalayan, kedua, di Simpang Tuntungan dan ketiga, di Hairos. "Di Hairos ini, sudah dua tahun saya jualan. Saya berusaha bertahan," ujarnya.

Umairani optimis pandemi akan segera berakhir. Ia juga makin yakin, ke depan, prospek penjualannya akan lebih menguntungkan seiring aktivitas pariwisata mulai bangkit kembali. Belakangan ini, sejak pandemi telah terkendali, dagangan Umairani mulai laris manis. "Apalagi di hari besar ini, jualanku bisa laku berlipat ganda," ungkap perempuan berusia 26 tahun ini.

Umairani adalah mahasiswi di Fakultas Psikologi UMA. Meski berstatus pelajar, ia tidak ragu untuk memulai berbisnis yang dimulainya sejak 2017 silam. Ia berusaha membagi waktunya untuk studi maupun berdagang. Dari usahanya berjualan, perempuan muda ini bisa menangguk untung bersih jutaan rupiah, termasuk membayar sewa lapak 400.000 rupiah per hari.

"Dibanding tahun lalu (keuntungan-red) sangat drastis menurun. Sekarang untuk minuman saja per harinya sesepi-sepinya bisa terjual 100 sampai 500 gelas," imbuh wanita yang tinggal tak begitu jauh dari Hairos Waterpark ini.

Ia bersyukur penjualan sejak lebaran pertama lumayan besar. Omzetnya bisa sampai Rp 3 juta perhari. Ia juga membayar dua pekerjanya, yang masing-masing diupah Rp 100.00 setiap hari. "Kalau biasanya kan hanya Rp 50 ribu untuk gaji mereka dan itu semua tergantung ramainya di sini dan penjualan pasti meningkat," tuturnya.

Kebangkitan ekonomi juga dialami pedagang makanan di Hairos, N. Solehan (39). Sejak lebaran pertama, dagangannya bisa berlipat ganda ketimbang tahun lalu. Tak hanya itu, karyawannya pun sudah bertambah dari tiga menjadi lima orang. Minat pembeli otak-otak, kentang goreng, bakso bakar, sosis, dan beberapa jenis makanan yang dibekukan, ramai digemari pengunjung. "Sekarang omzetku per hari sekitar Rp 3 juta-an bersih," ucapnya.

Untuk membangkitkan kembali bisnis wisata kolam renang dan wahana bermain, Manajemen Hairos telah berkolaborasi dengan para pedagang yang berada di luar lingkungan Hairos.

Kolaborasi ini dinilai strategis untuk meramaikan aneka ragam menu yang bisa dinikmati pengunjung. Selain menarik lebih banyak pengunjung, strategi dengan model simbiosis mutualisme ini juga menguntungkan para pedagang.

"Dulu di sini, yang jualan kan hanya kantin yang dikelola Hairos, setelah saya kelola, saya ajak para pedagang. Toh meski ada pedagang luar yang kita ajak, tapi tidak mengurangi omzet kita, malah bertamah lagi. Dan sekarang sudah ada 15 pedagang tetap di sini serta enam stand event," jelas Edi Surbakti.

Menurut Edi, sebagai wahana bermain, Hairos akan terus menjalankan CSRnya untuk masyarakat yang tinggal di kawasan Pancur Batu. Ia berharap kehadiran Hairos dapat meningkatkan ekonomi para pelaku usaha mikro dan kecil menengah. "Harapan kami, Covid-19 ini cepat berakhir, sehingga kami bisa menampung lebih banyak lagi pekerja dan pelaku UMKM," pungkasnya. 
Komentar Anda

Berita Terkini