MEDAN - Gagalnya PSMS Medan melaju ke Liga 1 musim depan membuat banyak duka, terutama bagi para penggemar skuat berjuluk Ayam Kinantan. PSMS Medan pada Liga 2 musim 2021 ini hanya bisa bertahan sampai babak seperempat final atau babak 8 besar setelah dikalahkan 0-1 sama Dewa United.
PSMS Medan harus balik kandang karena para pertandingan ketiga di babak 8 besar, pemain Dewa United berhasil menjebol gawang skuat berjuluk Ayam Kinantan pada menit ke 87.
Kecewa, pasti. Tapi itulah sepakbola.
Para suporter maupun penggila PSMS Medan juga banyak mengeluarkan komentar terkait gagalnya tim kebanggaan anak Medan melaju ke Liga 1. Seperti halnya penggila PSMS Medan Nata Simangunsong.
Ia menyatakan sepakbola hari ini adalah industri. Di mana, pengelolaan klub dikemas layaknya perusahaan profesional dan modern. Tentu, direktur dan perangkat serta staf harus diisi oleh orang-orang yang profesional dan menguasai bidangnya agar perusahaan (klub) bisa maju dan berkembang.
"Pengurus hari ini harus jujur bahwa mereka mengelola tim jauh dari modernisasi sepakbola. Dengan pola lama dan sangat kampungan. Mereka tidak mampu mengikuti perkembangan zaman," kata Nata Simangunsong, Minggu (26/12/2021).
Pria yang juga pernah menjadi Ketua SMeCK Hooligan Tahun 2008-2013 ini mereka yang seolah-olah dan merasa berdarah-darah mengurusi PSMS Medan hari ini itu adalah seorang pejabat.
"Yang tidak mungkin waktunya bisa 100 persen untuk klub PSMS Medan. Beliau punya tanggungjawab lain di kantornya tempat ia bekerja," aku Nata.
Yang menjadi pertanyaan besar, sambung Nata, kenapa Manajemen PSMS Medan masih diisi oleh orang-orang tua yang di mana mereka memiliki waktu yang sudah sedikit dan konsentrasi berfikirnya sudah pasti kompleks. "Arti kata gagal fokus untuk mengikuti irama sepakbola milenial seperti saat sekarang ini," ujarnya.
Nata mengakui, kalian dulu mungkin pernah hebat mengurusi PSMS Medan. "Tapi itu dulu, saat kalian masih muda. Kasih kesempatan orang lain yang masih muda seperti usia kalian saat itu," akunya.
Perasaan cinta masyarakat terhadap klub PSMS Medan jangan kalian abaikan hanya karena status kepemilikan secara hukum. "Secara hukum, itu milik kalian. Tapi jangan lupa, kalau masyarakat Medan juga merasa memiliki PSMS karena begitu membanggakannya sejak dulu," kata Nata Simangunsong.
Nata berharap, Manajemen yang sekarang harus lapang dada mengingat mereka telah gagal membawa PSMS Medan ke Liga 1. "Silahkan tepati janji kalian yang menyatakan bahwa kalian akan mengundurkan diri apabila PSMS Medan tidak sampai ke Liga 1," pungkasnya.