Topinformasi, PATUMBAK | Seorang wanita asal Kabupaten Nias nyaris di perkosa di semak -samak dikawasan Jalan Pante Halim Desa Marindal Kecamatan Patumbak ternyata seorang Mahasiwi di Universitas BD Kampus 1 Jalan SM Raja Medan. Tidak itu saja, bahkan celana OH (19) sempat dibuka paksa dan mirisnya lagi agar korban tak menjerit pelaku menutup mulut korban, leher cekik, dan korban di ancam mau dibunuh oleh palaku berinisial SN yang juga asal Kabupaten Nias.
Ditemanani kerabatnya di Mapolsek Patumbak Rabu (6/2) sekira Jam 01,30 Wib OH (Korban) menuturkan tindakan SN yang juga seorang Mahasiswa di Universitas BD Kampus 2 Jalan AH Nasution sangat biadap karena korban sudah merontak dan meminta ampun, tapi tetap dipaksa sampai-sampai pakaian bawah pusat (celana)dibuka paksa agar pelaku bisa melakukan hubungan badan. Walaupun korban lepas dari cengkraman pelaku lantaran melawan tapi pelaku berhasil meraba-meraba pada daerah sensitif korban
“Sempat mau diperkosa, celana saya sudah dibukanya, daerah sensitif saya diraba-rabanya, bahkan kalau saya tak mau meladeni nafsunya pelaku mau membunuh dengan memukul kepala saya dengan batu koral,"ujar korban kepada petugas SPK Polsek Patumbak Ipda Jumilan
Dijelaskannya sebelum korban berhasil lolos dari cengkeraman, pelaku tetap memaksa, namun karna korban tetap meronta pelaku mencekik leher korban dan menutup mulut serta meremas-meremas bibir korban agar tak bersuara.
Pada saat pelaku melakukan upayanya dengan segala cara, namun akhirnya pelaku lengah, korbanpun berhasil kabur dari semak-semak tanah garapan yang sunyi itu tanda celana, Kemudian korban teriak minta tolong dan sampai di jalan kecil korban bertemu dengan seorang pria yang masih anak-anak.
"Saya minta tolong sama anak itu, tapi anak itu ketakutan karna saya tidak pakai celana, dengan sisa tenaga korban terus berupa memanggilnya, akhirnya anak itu berhenti dan langsung membuka baju kaos warna putih yang pakainya.Ini kak pakai baju ini tutupi itu kakak dulu
,” ucap OH menceritakan peristiwa yang hampir merengut mahkotanya itu
Dikatakan korban, saat korban berhasil kabur dari tangan pria bidap itu dan
bertemu dengan malaikat penolong (Anak laki-laki kecil tersebut), korban lalu di bawak ke sebuah perkampungan, dan singkat cerita di perkampungan Jalan Pante Halim Marindal Kecamatan Patumbak korban di tolong warga
yang merasa kasihan dengan memberikan celana untuk menutupi kemaluan korban.
"Untung di kampung itu ada seorang ibu yang juga berasal dari Kepulauan Nias, saya dibawak ibu itu kerumahnya dan setelah di saya menjawab apa yang ditanya, lalu ibu itu menghubungi saudara-saudara yang berasal dari kepulaan Nias,"bilang korban dengan terbatah-batah yang masih terlihat bingung atas peristiwa yang di alaminya.
Selanjutnya kata korban, mereka (warga) lalu menghubungi kawan-kawan sekampus dan tak lama kemudian kawan-kawan korban datang menjemput, kemudian teman-temannya langsung membawa korban ke Mapolsek Patumbak untuk membuat laporan
Sementara usai mendengar cerita korban petugas SPK Mapolsek Patumbak Ipda Jumilan langsung meresponya dan menerima pengaduan korban untuk di proses lebih lanjut.
Saat ditanya awak Media ini awal mula kejadian, korban kembali cerita, bahwa dirinya tak menyangka pelaku tega berbuat begitu. Soalnya sekira jam 17.30 Wib pelaku mengajak korban cari kerjaan di ke Jalan Cemara dan korban pun di jeput pelaku di kos-kosan, tapi setelah itu korban di bawak pelaku menelusuri jalan yang korban tidak tau. Tiba-tiba saja sampai di tempat sepi, seingat korban tempat itu ladang tanah garapan dan semak-semak menuju sungai sedangkan rumah penduduk jauh dan jarang.
"Mulanya ditempat itu saya dirayunya, untuk berhubuangan badan, karna korban menolak tak mau di ajak berhubungan badan pelaku langsung marah dan memaksa, mulut saya di tutup, leher di cekik dan di ancam bunuh di situ celana saya dibuka paksa, dan saat lolos dari sekapannya saya langsung lari gak pakai celana hanya pakai baju, dan celana saya tinggal di tempat kejadian itu,"bilang korban sambil menangis
Namun saat ditanya apakah korban dan pelaku menjalin hubungan asmara, korban membantah, "Saya dengan pelaku tidak ada hubungan apa-apa hanya sebatas kawan di Facebook (FB) karna kami sama-sama berasal dari Nias," ucap korban sembari menyuruh temanmya untuk memberikan Foto pelaku yang ada di Facebook. ()