Panen dan Temu Lapang, Dem Farm Padi Sawah Irigasi Jarwo Super

/ Sabtu, 25 Agustus 2018 / 14.12
SERGAI,- Bupati Serdang Bedagai (Sergai) menghadiri acara  panen dan temu lapang, Dem Farm Padi Sawah Irigasi Jarwo Super bertempat di Dusun Rambe Desa Melati II Kecamatan Perbaungan, Jumat (24/8).


Hadir juga Kepala Balai Besar Penelitian Tanaman Padi DR. Ir. Priatna Sasmita, M.Si, mewakili Kepala Puslitbangtan Dr. Agus, mewakili Direktur Akabi Muliyono M.Si, Staf Ahli Bupati, kepala OPD, camat, kades, Perhiptani Sumut, para penyuluh pertanian THL-TBPP, Poktan, GAPOKTAN serta puluhan petani se-kecamatan Perbaungan.


Diawali sambutan Bupati Sergai Ir H Soekirman mengatakan bahwa Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) mempunyai potensi pertanian yang bisa untuk diandalakan. Hal ini dibuktikan dengan surplus beras di Sumut yang dialami saat ini. Namun melihat kondisi pembangunan yang pesat, seperti pembangunan jalan tol, dengan luas hampir mencapai 40 ribu hektar sawah akan mengalami keterancaman lahan sawah seperti alih fungsi lahan.


"Untuk mengatasi masalah tersebut Pemkab Sergai telah mengeluarkan Kebijakan berupa Peraturan Bupati (Perbup) Kabupaten Sergai Nomor 26 Tahun 2016  tentang Gerakan Sawah Mandiri (GSM). Dengan adanya Perbup GSM ini diharapkan masyarakat dapat memperluas areal persawahan mereka,"ucapnya.


Lanjut Bupati Soekirman, sebagai peningkatan produktivitas pertanian, kini Kabupaten Sergai telah dicatat Full Member Asian Local Government For Organic Agriculture (ALGOA) di Korea Selatan. Ditetapkannya Sergai sebagai anggota tetap ALGOA menunjukkan bahwa Tanah Bertuah tetap eksis sebagai pengelola hasil pertanian khususnya pertanian organik.


Selain teknologi alat mesin pertanian (alsintan), SDM dengan pengetahuan di bidang pertanian yang mumpuni dalam diri seorang penyuluh pertanian juga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian.


Saat ini di Kabupaten Sergai para Penyuluh pertanian yang berstatus ASN sudah banyak yang pensiun, sedangkan penyuluh swasta dan swadaya tidak terlalu rutin untuk turun mendampingi para petani, setidaknya terdapat sekitar 120 Tenaga Harian Lepas –Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) yang sudah 12 tahun ini menunggu untuk dinaikkan statusnya menjadi ASN.


Sebagai Ketua Perhiptani Sumut, Bupati Soekirman telah berupaya hingga sampai ke Presiden RI untuk memperjuangkan nasib Penyuluh yang masih berstatus THL-TBPP agar diangkat menjadi ASN.


Di era globalisasi saat ini, para petani umumnya tidak lagi menggunakan hewan sebagai pembajak sawah, melainkan menggunakan alat dan mesin pertanian (Alsintan). Dengan penggunaan Alsintan tentu kebutuhan akan Bahan Bakar Minyak (BBM) semakin meningkat sementara saat ini sering terjadi kelangkaan BBM terutama solar. Hal ini dirasa sangat menyulitkan para petani dikarenakan tidak tersedianya SPBU khusus bagi para petani sementara kebutuhan BBM sekitar 3,7 juta liter per tahun, paparnya.


Soekirman mengharapkan BBM tidak langka serta para petani bisa membeli BBM di SPBU tanpa kendala, karena jika tanpa BBM maka petani akan sulit untuk menggarap sawahnya. Dengan Alsintan akan mempermudah mengerjakaan sawahnya sehingga dapat meningkatkan produksi pertaniannya.


"Jika BBM sudah melonjak harganya, maka banyak petani yang harus kucing-kucingan membeli bahan bakar tersebut, takut dibilang penyelundup,” katanya.


Mengakhiri sambutannya, Bupati Soekirman berpesan kepada para penyuluh baik itu penyuluh maupun Perbup GSM keduanya mampu meningkatkan produsi pertanian. Selain itu kepada kelompok tani agar bersatu padu meningkatkan persaudaraan untuk membangun pertanian.

Kepada para penyuluh Bupati juga mengharapkan untuk berkonsolidasi dengan masyarakat guna meningkatkan produktivitas pertanian, pungkasnya.


(Ys)
Komentar Anda

Berita Terkini