Gadis Malang yang Masih Duduk Dibangku Kelas 3 Sekolah Dasar ini Dicabuli Secara Bergiliran Oleh Keluarga Dekatnya Sendiri.

/ Senin, 30 Juli 2018 / 20.59
Langkat,Topinformasi - Perbuatan keji dialami seorang remaja berinisial San 13 tahun Warga Sei Lepan Kabupaten Langkat. Gadis malang yang masih duduk dibangku kelas 3 sekolah dasar ini dicabuli secara bergiliran oleh keluarga dekatnya sendiri.

Perbuatan tak terpuji itu  dilakukan  oleh abang ,paman dan ayah kandungnya sendiri. Menurut pengakuan San,bukan cuma sekali ia dicabuli. Setiap ada kesempatan,Abang,Paman dan Ayah kandungnya akan mengharap tubuhnya yang mungil.

Karena tak tahan terus menerus dijadikan budak sex oleh orang yg seharusnya melindunginya tersebut,San kemudian menceritakan apa yang dialami kepada sang ibu.

Hampir tak percaya mendengar pengakuan gadis malang ini,Sang ibu kemudian melaporkan apa yang menimpa putrinya kepada kepala dusun mereka. Agar tak menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan, 

Kepala dusun kemudian berkoordinasi dengan kepala desa sebelum mengambil keputusan mendatangi pusat pelayanan terpadu perlindungan perempuan dan anak kabupaten Langkat di stabat.

Selanjutnya kepala dusun melaporkan hal ini ke P2TP2A Kab Langkat di Stabat mohon pendampingan hukum. Bersama petugas P2TP2A Langkat korban didampingi membuat laporan pengaduan ke Polres Langkat, Selasa (30/7).

Dalam laporan pengaduanya yang tertuang didalam Laporan STPL/486/VII/2018/SU/LKT diterima Kanit SPKT B Situ Yasir Rahman. Para pelaku yang dilaporkan Andi R Sembiring (17) abang kandung, Syahrul (Paman korban) dan Jumpa Malem Sembiring ayah korban yang masih dicari Polisi.


Usai menerima laporan korban,Polisi kemudian bergerak cepat. Dua orang pelaku yakni Abang kandung dan paman korban berhasil diamankan. Sementara ayah kandung korban berhasil melarikan diri. Hingga kini Polisi terus melakukan pengejaran

Guna mempertanggung jawabkan segala perbuatannya kedua pelaku masih menjalani pemeriksaan di Polres Langkat. Sedangkan korban yang mengalami trauma begitu berat, masih dilakukan penanganan secara khusus oleh psikolog dan P2TP2A.
Komentar Anda

Berita Terkini