Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi ini, masyarakat Kota Medan, Sumatera Utara sangat menggemari transportasi berbasis online seperti Grab.
Praktis dan harga ekonomis, merupakan salah satu alasan warga untuk tetap menjadi pelanggan setia transportasi online.
Namun, saat ini, di Kota Medan, banyak calon penumpang mengeluhkan pelayanan transportasi online 'Grab'.
Salah satu keluhan utama yakni, banyaknya driver (pengendara) Grab yang menolak menjemput calon penumpang dengan berbagai alasan.
Selain itu, calon penumpang juga mengeluhkan sulitnya mendapatkan 'Grab' karena banyaknya driver yang enggan menerima pesanan.
"Tadi saya pesan Grab hampir 30 menit baru dapat, karena banyak driver yang tidak mau menerima. Terpaksa saya coba terus sampai dapat. Padahal, dulu awal adanya Grab gak begitu susah. Cari bentar aja sudah dapat," ujar seorang pelanggan Grab, Tina, Selasa (28/11/2017).
Karyawan di salah satu perusahaan swasta ini menduga, saat ini banyaknya orderan fiktif sehingga menyebabkan minimnya driver Grab yang keliling mencari penumpang.
"Ini pasti karena banyaknya sekarang yang fiktif, jadi mereka (driver, red) tidak perlu keliling cari penumpang. Kalau gini terus, terpaksa nanti mau beralih ke transportasi online yang lain aja," ucapnya dengan kesal.
Sementara, pelanggan lainnya Sandy juga mengeluhkan hal yang sama. Dia mengatakan, dirinya mendapat tiga kali permintaan cancel (tolak) dari driver Grab yang berbeda.
"Saya barusan memesan Grab, sampai tiga kali driver yang berbeda saya disuruh cancel. Yang pertama alasan sudah mau pulang, kedua alasan mau pergi makan dan ketiga alasan mau ibadah," ujar Sandy.
Dia menambahkan, kondisi seperti ini dikarenakan banyaknya orderan fiktif dan berkurangnya komisi dari Grab kepada driver serta tingginya target kepada driver.
"Saya tau ini karena banyak orderan fiktif. Saya dengar komisi untuk driver juga dikurangi dan target pada jam tertentu makin tinggi, sehingga driver hanya menerima order jarak dekat aja, agar bisa mencapai target. Kalau jarak jauh, mereka menolak dan minta kita cancel," imbuhnya.
Sandy berharap, managemen Grab dapat memperhatikan kondisi seperti ini. Jika tidak serius ditanggapi, kata Sandy, pasti akan lebih banyak pelanggan yang kecewa.
"Saya rasa kalau kondisi ini berlanjut, pasti banyak pelanggan kecewa dan beralih ke transportasi online yang lain," katanya.
Ketika hal ini dikonfirmasi ke salah satu Pimpinan Grab Medan, Bani Nasution, dia tidak membantahnya. Dia mengaku banyak mendapat keluhan seperti itu.
Dijelaskannya, sistem akan dibenahi segera sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 108 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek.
"Sementara memang banyak saya dengar hal tersebut, tapi sistem akan di benahi segera sesuai Permenhub Nomor 108 yang ada. Saat ini ada link untuk pelaporan orderan fiktif yang sudah di share ke mitra grab dan penumpang," ujarnya melalui pesan Whatsapp.
"Kalau mau konfirmasi lebih lanjut, ke Humas aja ya," tutupnya.