Kasus Novel Baswedan Berlarut-larut, Presiden Jokowi Panggil Kapolri

/ Rabu, 02 Agustus 2017 / 04.10
TOPI.COM, JAKARTA
Berlarut-larutnya kasus tindak kriminal yang menimpa penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus memanggil Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

Sudah hampir 4 (empat) bulan, penyidikan juga belum menghasilkan tersangka. Titopun melaporkan perkembangan kasus penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan ke Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka.

Usai bertemu Jokowi, Kapolri mengatakan, Presiden Joko Widodo meminta agar kasus penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan bisa segera dituntaskan.

"Kami sudah sampaikan langkah yang dilakukan, tapi terkadang ada kendala di lapangan," kata Tito Karnavian di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (31/07/2017).

Salah satu kendala yang dihadapi ialah belum ditemukannya sidik jari di tempat kejadian perkara. Kapolri menjelaskan penyidik tidak bisa membaca sidik jari sebab barang bukti yang ditemukan dalam kondisi yang tidak ideal.

"Saat menggunakan serbuk, disitu masih basah sehingga sidik jarinya jadi hilang dan serbuknya tidak bisa membaca sidik jarinya," ujarnya.

Lebih lanjut, pada 16 Juni lalu Kapolri sudah mengajak KPK untuk ikut bergabung bersama tim penyidik Polda. KPK bisa ikut membantu tim penyidik di lapangan maupun tim analisis. Hingga saat ini kepolisian masih menunggu konfirmasi dari KPK ihwal tawaran membentuk tim gabungan.

"Kami terbuka untuk itu," katanya.

Bila terbentuk, lanjut Kapolri, tim investigasi akan berupaya mengungkap dan menangkap pelaku penyerangan Novel. Tito mengatakan disebut tim investigasi karena kasus penyerangan terhadap Novel sudah ada dugaan pidananya.

Sebelumnya, Kepolisian Republik Indonesia berhasil membuat sketsa wajah terduga penyerangan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan. Tito mengatakan sketsa yang selesai dibuat dua hari lalu itu didapat setelah mendengar keterangan seorang saksi yang melihat terduga sebelum peristiwa terjadi.

"Diduga dia adalah pengendara sepeda motor penyerang," bebernya.

Menurut Tito, saksi melihat ada sosok orang yang mencurigakan sebelum penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan terjadi. Sosok tersebut berdiri tidak jauh dari masjid tempat Novel salat subuh. Demi keamanan, Tito enggan menyebutkan sosok saksi tersebut.

Sebagaimana diketahui, penyidik KPK, Novel Baswedan diserang dua orang tak dikenal saat pulang salat subuh dari Masjid Jami Al Ihsan di dekat rumahnya pada 11 April 2017 lalu. Pelaku menyiramkan air keras ke wajah Novel Baswedan. Akibatnya hingga saat ini mata Novel Baswedan masih dalam perawatan.

Jamaah masjid ada yang melihat peristiwa itu, dan mengatakan saat kejadian Novel Baswedan berjalan di depannya. Kemudian tiba-tiba sepeda motor matic yang digunakan pelaku melakukan penyiraman.

Kendati ada saksi 2 (dua) orang ibu yang terekam dalam kamera pengintai closed-circuit television (CCTV), saat detik-detik kejadian penyiraman air keras ke penyidik senior KPK itu, yang dilakukan dua orang yang mengendarai sebuah sepeda motor waktu itu, namun orangnya tidak dapat dikenali karena pelaku pakai helm dan pakai baju gelap.

Namun dengan adanya rekaman CCTV tersebut, diharapkan dapat membantu mengungkap siapa pelaku yang sebenarnya. DANS
Komentar Anda

Berita Terkini