Medan,Topinformasi.com-Terjadi kericuhan seorang wartawan dan polisi unit reskrim polsek Delitua,Tak terima Video pelaku pembobolan rumah di peroleh wartawan, seorang petugas Polsek Delitua, Iptu Pakpahan tantang oknum wartawan DB.
Tak cuma menantang, Diduga petugas itu pun menghina wartawan tersebut dan mengarahkan rekannya sesama petugas Polsek Delitua untuk menangkap oknum wartawan media online tersebut.
Peristiwa itu bermula saat wartawan salah satu media online , DB mendatangi halaman Polsek Delitua untuk melaksanakan tugas jurnalistiknya sehari-hari mencari berita, Senin (29/7/2019).
Disana, DB melihat petugas dari Dit Sabhara Poldasu ramai di mapolsek Delitua. Melihat itu, naluri jurnalistik DB pun muncul dan mencari tahu informasi terkait keberadaan petugas Sabhara yang tidak biasanya berada di mapolsek Delitua.
Benar saja dugaan saya ,ada dugaan rampok kena tembak"Kepada petugas Sabhara saya tanya, ada video atau foto pelaku yang ditangkap, saya dari media bang. Lalu petugas itu memberikanya," beber DB.
Dit Sabhara yang mempunyai video peristiwa tersebut pun memberikan rekaman videonya kepada DB. Namun, Iptu Pakpahan, yang merupakan Panit Reskrim Polsek Delitua, yang melihat itu dengan cepat mendatangi oknum Sabhara yang memberikan video tersebut.
"Saya di press room sama petugas Sabhara itu, Setelah dikasihnya Video, saya keluar press romm. Kemuduan Iptu Pakpahan itu datang dan mengatakan sesuatu kepada petugas Sabhara itu. Tak berapa lama, dia keluar Press Room dan video yang telah dikirim petugas Sabhara itu hilang atau dihapus dari pengiriman," ujar DB.
Mengetahui video tersebut dihapus dari pengiriman sehingga tidak dapat diterimanya, DB pun kecewa. Ingin tahu alasan pengiriman video dibatalkan, DB pun kembali mendatangi petugas Sabhara tersebut dan mempertanyakan alasannya menghapus video yang semula hendak dikirimnya.
"Pas saya datangin menanyakan hal itu, petugas Sabhara itu tak jawab dan pergi ke belakang. Pas mau saya datangin ke belakang, saya dilarang, katanya ada kegiatan dibelakang. Terus saya tanya rekannya sesama Sabhara juga, siapa yang menghapus. Salah satu petugas Sabhara mengatakan 'mungkin dia' sambil menunjuk salah satu rekan mereka," lanjut DB.
Belum selesai, salah satu petugas Sabhara pun mendorong DB keluar dari press room. Tak pelak, aksi ketegangan pun sempat terjadi dengan Sabhara tersebut. Namun ketegangan tersebut tak berlangsung lama. DB yang menduga bahwa video tersebut dihapus atas arahan Iptu Pakpahan pun mendatangi Iptu Pakpahan yang hendak pergi dengan menggunakan mobilnya.
"Saya datangin Iptu Pakpahan dan saya tanya, adakah bapak suruh Sabhara itu menghapus video yang dikirimnya?. Tapi Iptu Pakpahan marah-marah menjawabnya," sebut DB lagi.
Mendengar amarah Iptu Pakpahan, DB pun mendekatinya dengan tujuan untuk menenangkan. Namun bukannya tenang, Iptu Pakpahan tersebut malah keluar dari mobilnya dan mendorong DB sembari memaki-maki DB.
"Pas saya datangin dia dorong saya sambil maki-maki saya. Saya pun jadi tersulut emosi dan menjawab ucapan-ucapan Iptu Pakpahan. Terus Iptu Pakpahan itu berusaha meraih wajah dan leher saya," ungkap DB.
Tak mau tangan Iptu Pakpahan meraih lehernya, DB pun membela diri dengan menepis tangan Iptu Pakpahan yang nyaris meraih lehernya. Tak pelak, aksi saling dorong pun terjadi antara keduanya. Diduga tidak sanggup menahan emosi, Iptu Pakpahan memaki wartawan tersebut dengan kata-kata tidak wajar. Warga sekitar yang melihat kejadian itu, langsung melerai keduanya sehingga DB selamat dari tangan Pakpahan.
"Saya rasa Iptu Pakpahan itu takut kalau awak media mendapat video tersebut dan menaikkannya ke pemberitaan. Karena menurut informasi, pelaku yang diamankan itu pelaku rampok. Dan kalau diberitakan, Wilkum Polsek Delitua seolah-olah rawan dengan parampokan," ketus DB.
Sementara warga sekitar SS (30) yang melihat kejadian itu mengaku, tindakan Pakpahan selaku Polisi sudah terlalu arogan dan tidak pantas untuk dilihat orang banyak.
"Karena waktu kejadian dipinggir jalan dan kendaraan yang melintas banyak. Awal kejadianya itu, ketika itu wartawan mendatangi mobil Pakpahan, dan wartawan itu berbicara dari sebelah supirnya.
Dan tidak lama, wartawan itu mendatangi Pakpahan, begitu keduanya berhadapan, Pakpahan langsung mendorong wartawan itu, lalu tangan pakpahan tetap mengejar wajah wartawan, sehingga terjadi sorong-sorongan," bebernya.
Namun keterangan Iptu Pakpahan melalui seluler membantah semua kejadian itu,bahkan iptu pakpahan merasa dikecilkan,karena saya tidak tau apa sebenarnya yang terjadi sehingga DB marah kepada saya"tutur iptu Pakpahan.
Saat ini kami dalam pengembangan terkait rampok yang kami tangkap dan di bawa ke rumah sakit bhayangkara,Tambahnya.(red)