Perhatian Jenderal

/ Minggu, 31 Oktober 2021 / 14.46

Catatan : Wiku Sapta
TOPINFORMASI.COM
Mari sama-sama mengapresiasi perhatian Kapolda Sumut Irjen Panca Putra Simanjuntak, kepada insan pers. Khususnya pertemuan Jumat siang kemarin.

Jenderal bintang 2 itu, bela-belain menyediakan waktu berdiskusi dengan sejumlah pemimpin redaksi. Juga kru media. Sampai malam malah diskusinya. Begitu yang saya dengar. 

Pra IJP Panca, tradisi para Kapolda biasanya mengunjungi kantor-kantor media. Memperkenalkan diri dengan menjenguk langsung dapur redaksi dan  berdiskusi, selain bersilaturahim. 

Tapi tradisi lawas itu, mulai ia dobrak. Dia yang mengundang dan memfasilitasi pertemuan dan diskusi dengan jurnalis. Ini langkah baru. Paten banah, kata orang minang.

Ini mengisyaratkan bahwa Kapolda tidak alergi dengan jurnalis. Tidak 'jijik' akan pemberitaan. Baik berita miring maupun lurus (keberhasilan). Pun mematahkan anggapan terlalu selektif menerima jurnalis.

Kapolda seolah ingin melibatkan jurnalis dalam hal mengevaluasi kinerjanya, pun jajaran kepolisian di bawahnya. Secara keseluruhan. Ini pertanda baik. Baik sekali. Karena tentunya bakal banyak mendapat masukan, saran dan kritik konstruktif  yang berbuah solutif, dari saluran eksternal.

Apalagi belakangan, hiruk pikuk pemberitaan 'kekhilafan' oknum polisi, marak. Saya sebut khilaf karena kejadiannya baru terekspose sekarang.

Dulunya, tidak. Entah berhasil ditutupi secara rapi atau tidak, mampu diminimalisir, anda lah yang tahu. Lagi pula, khilaf itu manusiawi. Mulai oknum polisi di Sergai, Kutalimbaru, Percut Sei Tuan dan lain sebagainya, menghiasi dinding postingan media, pun medsos.  

Ini patut dijadikan evaluasi. Oleh seorang kepala polisi dan kepala-kepala polisi dibawah komandonya. 

Makanya diawal saya ajak semua orang mengapresiasi kemauan Kapolda 'menggandeng' media, untuk berdiskusi. Apresiasinya secara masiv dan terstruktur (macam istilah kekinian itu ah). Membicarakan segala hal menyangkut marwah seragam coklat, ke depan.

Selain apresiasi, saya juga mau kasih masukan. Sedikit saja. Karena kalau  banyak, namanya setoran bukan masukan. Eheheeee.

Masukan saya adalah, pun Kapolda  mampu menyediakan waktu untuk anak buahnya. Selain menjalin kedekatan dengan orang media dan masyarakat. 

Anak buah Kapolda, bukan hanya para perwira saja, tapi juga jauh di bawah level kepangkatannya. Waktu yang saya maksud, membina komunikasi lebih akrab dan intens. Dengan para anak buah. Dalam berbagai kesempatan. Sehingga terbangun ikatan emosional antara pemimpin dengan orang yang dipimpin.

Dari pertemuan itu, saya yakin akan didapat informasi-informasi menarik  mengenai nasib bawahannya; terutama  problem yang dihadapi. Tentang hubungan atasan -bawahan, juga kerja polisi membangun kemitraan dengan masyarakat. 

Agar memperoleh masukan berharga, pertemuan disiasati tidak melulu membuat bawahan kaku, takut, khawatir dan was-was.

Karena ada kebiasaan, terutama di tubuh kemiliteran, ketika bawahan memberi saran, maka alamat diberi sanksi. Dipindahtugaskan atau seret karir. 

Komunikasi kedekatan dengan bawahan, itu yang patut dibangun. Agar segala informasi berhasil terserap;  tidak mampet. Dari sinilah, Kapolda bekerja. 

Ibaratnya, bagaimana mantan Kapolda Sulut itu memahami keinginan masyarakat, sementara kondisi anak buahnya saja ia kurang mendalami?  

Penguatan komunikasi dan silaturahim terprogram, saya rasa, menjadi kunci. Ini bisa membangun ikatan emosional antara jenderal dengan jajaran di bawahnya.  Atasan dan bawahan, saling bertanggungjawab menyelesaikan ketika terjadi suatu permasalahan.

Untuk mencapai harapan itu, jujur, bukanlah hal mudah. Butuh keterampilan berkomunikasi yang baik.
Selain mampu bertanggungjawab atas pekerjaan dan tugasnya. Juga bertanggung jawab terhadap bawahannya.

Pemimpin yang lepas tangan dan tidak mau bertanggung jawab, tidak akan membuat suatu organisasi menjadi lebih baik. Malahan akan memperburuk situasi.

Seorang Kapolda, boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri. Tetapi tidak akan berarti, apabila tidak berhasil menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik di dalam diri para bawahannya.

Sekali lagi ini sekadar masukan, sedikit. Karena kalau banyak, namanya setoran. 
Komentar Anda

Berita Terkini