Batubara. Topinformasi.com
Terkait dugaan air danau tercemar limbah PKS Pamco ll (PTPN lV) Gunung Bayu yang menjadi penyebab kematian masal ikan nila di kerambah jaring apung milik kelompok budidaya ikan air tawar Teratai Mangkai Lama, Desa Mangkai Lama, Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara mengalami kerugian mencapai Rp 70.000.000.
Kepala Desa Mangkai Lama Sardalisyah Purba mengancam akan menutup aliran sungai yang berhulu di Gunung Bayu dan mengalir hingga melewati Desa mereka. Sabtu 11/1/2025.
Dikatakan Sardalisyah, penutupan aliran sungai terpaksa akan dilakukan bila pihak PKS Gunung Bayu tidak merespon kematian ribuan ekor ikan nila di keramba apung di desanya.
"Kita masih menunggu itikad baik dari PKS Gunung Bayu. Namun bila kerugian Kelompok Tani Teratai akibat matinya lebih dari 5000 ekor ikan nila di keramba, tidak direspon maka kita akan tutup aliran sungai yang melintas Desa kita, kata Sadarlysah Purba, Jumat 10/1/2025.
Matinya ribuan ekor ikan nila di keramba apung di danau bekas galian C ditenggarai akibat tercemar limbah dari PKS Gunung Bayu.
Sebelumnya, Manager PKS Pamco II Gunung Bayu, Rahyumi Arsa mengakui terjadi rembesan limbah yang mengalir ke sungai.
Dijelaskan Rahyumi Arsa, pada 29 Desember 2024 lalu tanggul limbah telah longsor akibat hujan deras dan dorongan air dari danau resapan. "Setelah dilakukan pengecekan, diketahui ada rembesan yang mengalir ke sungai," kata Rahyumi Arsa.
Disinggung mengenai respon managemen PKS atas surat yang disampaikan Kelompok Tani Teratai, dengan gamblang Rahyumi Arsa membantah telah menerima surat pemberitahuan tersebut.
"Sampai saat ini kami tidak ada menerima surat dari kelompok budidaya ikan air tawar yang ada di Desa Mangkai Lama. Bahkan kami mengetahui persoalan ini dari pemberitaan media,"ujarnya.
Menanggapi soal dugaan matinya ikan-ikan milik kelompok tani Teratai Mangkai Lama akibat limbah masuk ke sungai dan lokasi kerambah, Rahyumi Arsa mengaku masih menunggu hasil uji laboratorium Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara.
"Kami masih menunggu hasil Lab dari Dinas Lingkungan Hidup Sumut". Dan apa bila kematian ikan-ikan tersebut akibat air tercemar limbah PKS Gunung Bayu, "kami akan berkoordinasi dengan pimpinan pusat", ujarnya.
Saat di temui dilokasi kerambah, Jumat 10/1/2025, Rahyumi Arsa mengaku, kunjungan ini sebagai etikat baik kami dan sekaligus klarifikasi kepada pengelola kerambah,"tukasnya.
Dihari yang sama, saat dikonfirmasi terkait surat pemberitahuan yang ditujukan kepada Manager PKS Gunung Bayu, Sekretaris Kelompok Tani Teratai Ngatinah mengaku tidak memasukkan surat ke PKS Gunung Bayu secara langsung, namum diserahkan ke oknum Dinas Perkim dan Lingkungan Hidup Kabupaten Batubara. (dr)