BJP Dadang, Blusukan dan Sapa Subuh

/ Minggu, 25 April 2021 / 12.45

 


Topinformasi.com

Sosoknya tenang dan bersahaja. Kebersehajaannya tercermin saat ia memperlakukan semua orang, meski kadang baru dikenalnya.



Tengah hari jelang tutup tahun pada 2018 silam. Sebuah mobil SUV, Nissan Extrail hitam, berhenti persis di depan gerbang kantor koran. 


Seorang pria berperawakan tinggi besar tiba-tiba turun. "Ditunggu bapak di mobil bang,"ucap pria tadi, sambil mengajak saya mengarah ke mobil. 


Dia tak memberi kesempatan untuk saya bertanya siapa bapak yang dimaksud. Pria tadi, ternyata bernama Erdi. Ajudan sang Kapolrestabes. Saya pun berjalan santai mendekat ke pintu kedua mobil. Erdi terus  mengiringi.


Tiba-riba saja, pintu dibuka. Sedikit kaget awalnya. "Ayo masuk bang, temeni saya keliling kota Medan," ucap Dadang Hartanto, ramah. 


Ketika itu, pangkat pria ganteng berkulit putih itu, masih Komisaris Besar. Dia kelihatan sangat gagah dengan seragam coklat.

 

Saya baru ngeh, siapa yang dimaksud bapak oleh Erdi. Ternyata pengganti Mardiaz Kusin Dwihananto, kini berpangkat jenderal bintang satu. Saya pun bergegas masuk ke dalam mobil.


Di dalam mobil, saya dan bang Dadang (kini Wakapolda Sumatera Utara), saling memperkenalkan diri. Begitulah momen kali pertama kami bersua. 


Sebelumnya, hanya sekali bertelepon. Awalnya kaget, nomor telepon tak dikenal tiba-tiba memanggil. Sesaat diangkat, bang Dadang langsung menyebut nama. "Saya Kapolrestabes yang baru, bang,"ucapnya di telepon. Selanjutnya, kami janjian ketemu dan beliau menjemput saya ke kantor.


Diperjalanan, bang Dadang yang lebih banyak bertanya. Biasalah, pertanyaan lebih banyak mengarah ke perihal karakter orang Medan dan bla bla bla.


15 menit berputar-putar, mobil akhirnya berhenti di kawasan Helvetia. Di depan sebuah gang kecil, mobil berhenti. Bang Dadang, mengajak saya turun dan menyusuri gang kecil tersebut.


"Kita temui teman saya seangkatan dulu ya bang,"kata Dadang. Hanya beberapa meter masuk gang, kami pun berhenti di sebuah rumah sederhana. Penghuni rumah sudah menunggu.


Kami disambut amat ramah. Oleh penghuni rumah, sang tamu kehormatan disajikan minuman segar dan kue-kue. Maklum,  masih dalam suasana Natal dan tahun baru.


Aktivitas Dadang di dalam rumah itu pun diwarnai cerita kenangan semasa menjalani pendidikan di Akademi Kepolisian.  Saling memperlihatkan foto dan lainnya. "Ayo coba tebak, foto saya yang mana,"katanya, sambil memperlihatkan foto semasa di akademi.


Agak sulit memang menebak mana foto yang dimaksud. Karena sudah mulai memudar. Namun seorang personel Polsek Helvetia berhasil menunjuk foto Dadang semasa muda.


Usai bersilaturahim di rumah teman seangkatannya, kami pun pamit. Perjalanan selanjutnya mengarah ke Sibolangit. "Yuk, kita mantau lalin jelang tahun baru, bang!"ajak Dadang. Saya nurut saja.


Sebelum mendaki ke Sibolangit, kami singgah ke Polsek Pancur Batu. Disana, Dadang disambut Kapolsek Coky Meliala. Pria gemuk itu masuk ke Makosek, naik sepeda motor Kawasaki Ninja Warior. Sedetik setelah mobil Nissan Extrail yang kami tumpangi berhenti.


Mengecek kesiapan personel Polsek sekejap, perjalanan dilanjutkan. Menghindari kemacetan, mobil voorijder (dibaca awam, vorerder ; pengawal) dioperasionalkan. Dalam hitungan tak lama, kami pun sampai tujuan.


Mobil langsung masuk ke kawasan The Hill. Sebuah kawasan penginapan yang asri. Disitu ternyata, Kapoldasu IJP Paulus Waterpaw dan keluarga, sedang berlibur. Kegiatan kami pun ekstra santai. Usai makan siang, dilanjutkan mencicipi buah durian di pinggir kolam renang.

Anehnya, tak nampak gelagat Dadang terlihat rikuh. Dengan santainya dia  menikmati durian sambil duduk dan sesekali berdiri di sela lalu-lalang pelayan restoran hotel.


Berselang beberapa lama setelah perkenalan pertama itu, saya dikagetkan dengan kegiatan rutin Dadang, berolahraga. Dia mulai mengaktifkan blusukan dengan bersepeda ke polsek-polsek dan rumah-rumah warga. 


Inilah cara Dadang menyapa dan menemui  warganya.  Ia malah tak sungkan menyambangi warung-warung kecil di sejumlah kompleks perumahan yang mereka lintasi saat bersepeda. Pesan-pesan Kamtibmas pun ia titipkan tatkala bertemu setiap orang.


Dari blusukan itu ia memperoleh banyak masukan. Terutama keluhan warga mengenai banjir. "Keluhan itu langsung kita tampung dan kemudian didata dan dicarikan solusinya,"ucap Dadang.


Selain itu, Dadang juga rajin menyapa umat Muslim saban Subuh. Kegiatan itu semata-mata untuk ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.


Selain salat Subuh berjamaah, program andalannya yang lain ketika menjabat Kapolrestabes adalah Magrib Mengaji dan Jumat barokah. Ini serentak dilaksanakan setiap hari di jajaran Polrestabes Medan. 


Kala itu, Dadang menargetkan minimal 2 Polsek melaksanakan kegiatan sapa subuh setiap hari. "Karena bertujuan membentuk personel Polri takut kepada Allah SWT. Sehingga dalam melaksanakan tugas menjadi amanah. Kami berharap masyarakat juga ikut aktif mengawali kegiatan dari masjid, sehingga masyarakat menjadi baik dengan memelihara keamanan dan ketertiban. Kedepan, mari kita gelorakan sambil mengajak keluarga, tetangga dan saudara," ucapnya.

Harapannya, Al Quran bisa menjadi pedoman hidup. Dan Jumat barokah, untuk mengajak anggota ikhlas berbagi. (Red)

Komentar Anda

Berita Terkini