Keluarga Minta Otopsi,Polres Madina Bongkar Makam Rahmadsyah Lubis

/ Senin, 05 Oktober 2020 / 18.08



Topinformasi.com

Madina-Polsek Muara Sipongi dan  Polres Madina bongkar makam Rahmadsyah Lubis di tempat pemakaman Keluarga (TPK) desa Pekantan Lombang, Kabupaten Mandailing Natal. Senin (5/10/2020)  jam 10:00 WIB. 


Pembongkaran makam dilakukan untuk proses autopsi terhadap jenazah putra kedua dari Asamara Lubis warga sekitar,  yang jasadnya ditemukan dalam kondisi penuh luka lebam dikening, leher bengkak dan tulang rusuk dan bahunya patah usai  ditemukan di kebun kopi miliknya. (2/9/2020).

Setelah makam digali, petugas dari tim forensik RS Djasman Saragih ( Siantar ) dipimpin oleh dr. Reinhard JD. Hutahean SpF.,SH.,MH dan Tim INAFIS Polda Sumut langsung melakukan autopsi di lokasi pembongkaran. Selanjutnya, jenazah Rahmad kembali difardhu Kifayahkan kembali dan dimakamkan kembali di lokasi yang sama.



Agar tidak terlihat oleh masyarakat, pihak kepolisian memasang terpal di tenda di makam Rahmadsyah Lubis, Kemudian ditutupi terpal berwarna biru di semua sisi, selama proses autopsi berlangsung.

Proses pembongkaran, autopsi, hingga penguburan kembali, berlangsung dari pukul 10:00 sampai sekitar pukul 14:00  WIB, Kegiatan autopsi dilakukan oleh Tim INAFIS Polda Sumut dan dokter Forensik rumah sakit Djasmin Saragih serta  Kasat Reskrim Polres Mandailing Natal ( Madina ) AKP Azwar Anas serta disaksikan oleh orang tua dan keluarga Rahmad Lubis.


“Pembongkaran makam Rahmad Lubis ini kita lakukan bersama tim INAFIS Polda Sumut dan dr forensik RS Djasmin Saragih, Siantar. Makan ini adalah makam Rahmadsyah Lubis alias Ucok (22) selanjutnya nanti kita akan ke lokasi penemuan jenazah",ucap Kasat Reskrim.



Lanjutnya lagi, informasi kejadianya pada tanggal 2 September 2020, pihak keluarga menemukan korban meninggal dunia di kebun kopi  Ulun Mase, desa Pekantan Lombang, Kecamatan Pekantan, Kabupaten Mandailing Natal.

"Setelah itu kita korban menguburkan jenazah di perkebunan keluarga, namun pada saat itu keluarga belum membuat laporan pada kepolisian ,sehingga pada tanggal 5 /9/2020 barulah pihak keluarga membuat laporan pengaduan ke Polsek Muara Sipongi dan  petugas Kepolisian dari Muara Sipongi mendatangi TKP sembari meminta keterangan dari beberapa orang. Pada hari itu juga, petugas kepolisian dari Muara Sipongi dan Polres Madina melakukan olah TKP  dilokasi kejadiaan, dan untuk memastikan penyebab kematian, kita lakukan Outopsi dan hasilnya nanti akan kita sampaikan kepada keluarga dan gelar perkara nantinya akan dilaksanakan  di Polda Sumut tanggal 8 Oktober 2020",pungkas AKP Azwar Anas.

Selama proses  berlangsung, puluhan warga terlihat berkerumun di sekitar lokasi. Namun,  tidak bisa mendekat karena petugas memasang garis polisi (police line) yang mengitari lokasi pembongkaran makam.



Tentang hasil pembongkaran dan autopsi terhadap jenazah Rahmadsyah, polisi mengaku belum bisa menyampaikannya sekarang.

Sementara itu, Asrmara Lubis,  selaku  ayah Rahmadsyah Lubis mengatakan pihak keluarga akan menerima apa pun hasil dari autopsi tersebut. 


“Jadi kita harapkan penyebab kematian anak kami ini dapat terungkap, sebab kami sekeluarga sangat menyakini jika kematian Rahmad adalah akibat dari tindak pidana Penganiayan atau ada indikasi-indikasi lain. Dan bila memang kematian anak aku ini adalah akibat Penganiayan, kami harap  Poksek Muara Sipongi dibantu Polres Madina segera dapat mengungkap dan menangkap para pelakunya",ucap Asmara Lubis.


Sementara Amang Bou Korban, Pimpin Lubis pada awak awak media juga berpendapat yang sama dengan Asmara Lubis.

"Aku sangat kehilangan dengan meninggalnya Rahmad Lubis, baik kali semasa hidup almarhum ini, makanya kami sangat terpukul sekali. Dan kami rasa kematiannya ada hubungannya dengan jual - beli sepeda motor Supra Fit itu, kami sudah melakukan iktiar dan doa dengan mendatangi Wasidik Polda Sumut dan Kontras Sumut, semoga Allah SWT membuka kejadian ini seterang-terangnya, agar kejadian serupa tidak terulang lagi",harap Pimpin Lubis.



Sebelumnya telah diberitakan seorang pria, bernama Rahmad Lubis ( 20 ) warga desa Pakantan Lombang, kabupaten Mandailing Natal diduga menjadi korban pembunuhan yang dilakukan oleh orang yang dikenalnya.

Pasalnya pada tubuh dan wajahnya terdapat sejumlah luka lebam serta beberapa tulang rusuknya patah saat pertama kali ditemukan telah menjadi mayat di perkebunan kopi miliknya.

Atas dasar itulah Asmara Lubis meminta agar pihak kepolisian resort Mandailing Natal untuk melakukan Outopsi terhadap jasad anaknya.

Pada tubuh korban terdapat luka-luka lebam diwajah, badan hingga tulang rusuk yang patah, inilah kecurigaan keluarga korban  untuk membuat laporan Polisi dengan nomor LP/02/IX/SU/2020/SU/RES MDN/SEK Muarasipongi pada tanggal 7 September 2020 dan untuk mengungkap penyebab kematian anaknya Asmara Lubis meminta agar pihak kepolisian melakukan Outopsi.

Penemuan mayat Rahmad Lubis berawal pada tanggal 2 September 2020, sekitar jam 15:00 WIB ketika beberapa warga desa mencari keberadaan Rahmad di ladang kopi miliknya  yang hingga jam 20:00 WIB tak kunjung pulang kerumah.



"Pada hari itu  Rahmad pergi ke kebun kopi miliknya namun hingga jam 8 malam ia tak kunjung pulang ke rumah, namun ada beberapa warga yang mengatakan bahwa ada melihat Rahmad di kebun kopi bersama tiga orang berinisial RL, AJ dan PR. Dan selanjutnya aku bersama ketiga orang tersebut mendatangi kebun kopi. Nah disanalah saat diperjalanan salah seorang dari ketiganya mengatakan "itu dia si Rahmad udah mati dibawah jurang" ini juga yang membuat kami curiga, dari mana mereka tahu letak persis jasad Rahmad padahal malam hari dan sangat gelap, kemudian ketiga nya mengatakan bahwa Rahmad mati karena ketimpa Pohan, artinya pada saat kejadian benar mereka ada di TKP",terang Asmara Lubis.


Kemudian, lanjutnya lagi, setelah jenazah Rahmad ditemukan langsung kami bawa ke rumah dan beberapa hari kemudian dimakamkan.

"Sebelumnya si Rahmad ada minta uang dari Pamanya di Medan sebesar Rp 4,5 juta untuk membeli sepeda motor Supra Fit pada seseorang namun uangnya dilarikan. Dan sebagai ganti atas kerugian uang yang dilarikan oleh si Rahmad berserta ketiga orang tersebut membawa pulang 20 batang papan milik orang yang melarikan uang itu, nah disinilah kami rasa akar permasalahannya karena ketiga orang tersebut belakangan mempersoalkan kayu tersebut dan meminta agar kayu itu dibagi rata pada mereka juga",  (Tim)

Komentar Anda

Berita Terkini