Perburuan Djoko Tjandra di Apartemen Mewah Malaysia

/ Minggu, 02 Agustus 2020 / 20.53


Topinformasi.com
Kuala Lumpur merupakan tempat tinggal buronan kelas kakap Joko Soegiarto Tjandra atau Djoko Tjandra selama kabur ke Malaysia. Di apartemen mewah itulah Djoko Tjandra ditangkap.

"Apartemen yang digunakan oleh Djoko Tjandra di The Avare Condominium, Kuala Lumpur. (Djoko Tjandra) berada di apartemennya saat ditangkap," kata Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo , Jumat (31/7/2020).

Sementara itu Kapolri Jenderal Idham Azis menceritakan proses penangkapan yang bermula dari perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dua pekan lalu. Merespons perintah Presiden Jokowi, Idham lalu diam-diam membentuk tim kecil.

"Perintah itu kemudian kami laksanakan. Kita bentuk tim kecil karena infonya yang bersangkutan berada di Malaysia," kata Idham dalam keterangan tertulis.
Idham langsung bersurat kepada Polisi Diraja Malaysia (PDRM) saat mendapat informasi keberadaan terpidana kasus cessie Bank Bali itu di Negeri Jiran. Isi surat adalah permintaan kerja sama police to police untuk memulangkan Djoko Tjandra ke Tanah Air.


Upaya tersebut berjalan hingga akhirnya lokasi keberadaan Djoko Tjandra terdeteksi. Komjen Listyo Sigit Prabowo pun langsung memimpin proses penangkapan pada Kamis (30/7), didampingi Kadiv Propam Polri Irjen Sigit.

"Djoko Tjandra ini memang licik dan sangat pandai. Dia kerap berpindah-pindah tempat. Tapi, alhamdulillah, berkat kesabaran dan kerja keras tim, Djoko Tjandra berhasil diamankan," ungkap Idham.

Idham mengungkapkan reaksi cepat pihaknya adalah bukti komitmen Polri dalam menuntaskan permasalahan Djoko Tjandra. Idham berjanji dirinya akan memproses hukum semua pihak yang terlibat dalam pelarian Djoko Tjandra.
"Sekali lagi ini bentuk komitmen kami. 

Kami akan transparan, objektif, untuk usut tuntas apa yang terjadi," pungkas Idham.
Seperti diceritakan sebelumnya oleh Menko Polhukam Mahfud Md. Mahfud mengatakan sudah ada skenario untuk meringkus Djoko Tjandra sejak 20 Juli 2020.
Skenario itu memang dirahasiakan. Mahfud menyebut yang tahu soal operasi ini hanya dirinya, Komjen Listyo, Presiden Jokowi, serta Jenderal Idham Azis.



"Saya tidak kaget ya karena operasi ini dirancang sejak tanggal 20 Juli, jadi 20 Juli lalu itu kita mengadakan rapat lintas kementerian dan aparat penegak hukum untuk membuat rencana-rencana penangkapan," kata Mahfud kepada wartawan, Kamis (30/7).

Keberangkatan Komjen Listyo Sigit ke Malaysia tak hanya pada saat hari penangkapan Djoko Tjandra. Mahfud menuturkan pada 20 Juli malam, Komjen Listyo Sigit berangkat ke Malaysia untuk memulai operasinya.


"Tetapi sebelum rapat dimulai, rapat itu saya rencanakan jam 05.30 sore, tapi siangnya sekitar jam 11.30 Kabareskrim datang ke kantor saya melapor polisi siap melakukan langkah-langkah dan sudah punya skenario yang harus dirahasiakan. Sehingga yang tahu pada waktu itu menurut Kabareskrim, hanya Kapolri, Presiden dan Menko Polhukam, dan malam itu juga Kabareskrim berangkat ke Malaysia tanggal 20 itu," cerita Mahfud.

Mahfud mengatakan dirinya sudah mengetahui skenario penangkapan Djoko Tjandra secara merinci. Maka sejak itu lah dia tidak mengumbar terkait teknis penangkapan.

"Saya diberitahu skenarionya apa yang dilakukan, ketemu siapa dan sebagainya, saya yakin bahwa itu akan berhasil. Maka saya sejak tanggal 20 itu lebih banyak menghindar bicara soal teknis penangkapan Djoko Tjandra meskipun media selalu bertanya, karena menurut saya hanya tinggal menunggu waktu, dan waktu itu sudah tiba malam ini," ungkap Mahfud.(Red)

Komentar Anda

Berita Terkini