Pustaka Batak,Mata Guru Roha Sisean

/ Kamis, 21 Juni 2018 / 23.13



Topinformasi.com-Medan-Benarkah legenda leluhur dianggap sesat. Mitos Sosok "Penjaga Danau Toba" sejak lama menciptakan nilai-nilai positif Kearifan Budaya Lokal dalam konteks ekologi.

"menghargai semesta" bukan sekadar legenda, namun didalamnya terdapat nilai-nilai edukasi Kearifan Budaya Lokal.

Mata Guru Roha Sisean
Membiasakan yg benar bukan membenarkan 'kebiasaan',....
Mitos yg dianggap dongeng belaka, cerita usang tergilas jaman.

Masyarakat Batak Toba mengenal legenda sosok-sosok “gaib” yang berdiam di tempat-tempat tertentu, dikawasan Danau Toba.

Teluk Bakkara, ada dikenal sosok Namboru Parsidalu-dalu.
Janji Raja-Sabulan dikenal sosok Si Boru Saroding, Sibiding Laut dan Siboru Menakenak.

Sekitar danau dekat Aek Rangat, Pangururan ada Nai Etang.

Di sekitar Danau Ambarita dan Simalungun ada Nantinjo. Masing-masing punya kisah tersendiri dan menjadi legenda masyarakat pinggiran danau.

Cerita tentang Si Boru Saroding, yang mati di Danau Toba ketika ia hendak menyeberang.

Masyarakat yang tinggal disekitar itu sebagian meyakini bila Si Boru Saroding akan memperlihatkan dirinya bila akan ada bencana di kawasan itu.

Sosoknya juga akan muncul bila ada masyarakat ada yang berperilaku buruk. Termasuk bila air danau dibiarkan kotor.

Mata Guru Roha Sisean
Tingginya penghormatan masyarakat pada Danau Toba membuat masyarakat tidak berani berlaku tidak sopan apalagi ketika sedang menyeberangi Danau Toba.

Kehadiran sosok penjaga danau ini pernah menciptakan Nilai-Nilai positif dalam konteks ekologis. Legenda-legenda ini pernah mewarnai dalam kehidupan masyarakat Batak.

Legenda-legenda semacam ini menjadi dasar hukum tidak tertulis, yang membuat masyarakat tidak pongah.

Legenda semacam ini pernah meletakkan masyarakat lebih beradab dan tahu menempatkan dirinya di alam ini.

Mata Guru Roha Sisean
Belajar untuk sopan, tidak angkuh dan mau menghormati lingkungan tempat tinggalnya.

Dalam kajian kebudayaan legenda merupakan dasar hukum yang mengarahkan manusia untuk lebih bermoral.

Sayangnya, sekarang ini legenda-legenda seperti itu tidak dirawat dan malah dianggap sesat.

Padahal, Nilai-Nilai yang dikandungnya mengandung unsur kebaikan dan pengetahuan.

Tragis, saat ini memperlakukan Danau Toba sesuka hati.
Membuang sampah, limbah, bahkan tidak takut lagi berkata-kata kotor saat sedang menyeberang danau,
Kapal over kapasitas?

Mitos ke Logos, mengangkat pengetahuan yang ada dalam mitos-mitos orang Batak Toba. Nyatanya secara ilmu pengetahuan, sejumlah mitos itu justru dapat diterima secara sain.

Menggali untuk menemukan Nilai-Nilai kearifan serta sejumlah pengetahuan yang ada didalamnya.Tentunya ada alasan sains mengapa sebuah tempat atau benda disakralkan masyarakatnya.

Karena ilmu pengetahuan belum berkembang dimasa lalu, maka masyarakat setempat membahasakannya sesuai nalar mereka pada saat itu.

KM Sinar Bangun, mengingatkan, cuaca buruk dihormati, over kapasitas dipatuhi, tim reaksi evakuasi cepat, masyarakat beradab dan tahu menempatkan dirinya di alam ini.(Red)

Kutipan Sumber : Heri Buha Manalu
#Mata Guru Roha Sisean#
Komentar Anda

Berita Terkini