Muzakarah MUI Binjai Soroti Permasalahan Yang Terjadi di Indonesia.

/ Senin, 21 Mei 2018 / 18.16
Untuk pertukaran pikiran tentang suatu permaslahan Majlis Ulama Indonesia (MUI) Kota Binjai menggelar muzakarah ramdhan di pelataran parkir gedung MUI Binjai, Minggu (20/5/2018)

Sebagai pembicara muzakarah ramadhan MUI Binjai mengundang Pakar Politik yang juga Dosen UIN.Su Prof. Dr.H Arifinsyah, S.Ag.

Muzakarah dihadiri Ketua MUI Binjai H.M Jamil MA, Sekretaris MUI Binjai Japar Sidik,  Ketua PD Al Wasliyah Binjai, Drs Suwito, Ketua PD Muhammadiyah Binjai, Drs Yundiser, Ketua BNN Langkat AKBP M Zaini, Dandim 0203/ Langkat, diwakilii Kasdim Mayor Inf Muhiddin, Danramil 17/BT Kapten Inf Ahmad Yani Lubis Pengurus  DMI Binjai, Pengurus FPI Binjai, Pengurus BKPRMI, Pengurus, NU Binjai, seluruh pengurus MUI Kota Binjai. 

Muzakaha ramadhan dibuka oleh Ketua MUI Kota Binjai DR H Muhammad Jamil MA dalam sambutanya mengucapkan terimakasih kepada masyarakat yang telah hadir dalam kegiatam muzakarah

" Mudah mudahan muzakarah ini menjadi ibadah kepada kita dalam menjalankan ibadah puasa," ucapnya.

Prof.Dr.H Arifinsyah dalam hal ini berbicara tentang permasalahan-permasalahan dan isu-isu yang terjadi di Indonesia belangan ini. Arifinsyah mengatakan bicara tenyanh dentitas ini berkemuruhnya mulai 2016 ini  muncul karena gagalnya negara menciptakan kesetabilitas.

"Saya sepakat dengan perkataan Din Syamsuddin waktu kami ketemu di Bogor pertemuan ulama seduania saat ini negara kalah dengan konspirasi dari setiap tahun intelejen kebobolan terjadi bom bom lalu yang di tuduh islam kita sanagat tidak setuju garis bawahi itu karena itu biadap itu harus di kutuk, itu bukan sistem Islam," katanya.

Arifinsyah juga menjelaskkan tentang berpolitik, Ia mengatakan politik adalah seni mempengaruhi untuk berkuasa karena politik itu muncul sejak manusia ada di dunia. 

" Jadi kalau ada yang melarang berpolitik berarti gagal sejarah," katanya.

Arifinsyah juga menambahkan kalau bicara tentang memelih pemimpin umat islam harus memilih pemimpin yang seakidah.

"Sesuai dengan surat Anisa 144 yang mengatakan hai orang beriman jagan pilih pemimpimpinmu kapir,  berarti  memilih pemimpin adalah akidah siapa yang tidak memilih yang muslim berarti tidak seakidah," ucapnya

Arifinsyah juga mengatakan umat islam harus bersiasa karena Allah suruh bersesiasa tapi punya etika moral landasanya tauhid etika akhlak tidak boleh fitnah.Maka  Dewan Pakar MUI se Indonesia baru berkumpul di Banjar Masin mengeluarkan Fatwa bahwasnya umat islam wajib memilih pemimpin, umat islam boleh berpolitik,  umat islam boleh berpendidikan politik dii masjid karena masjid adalah sumber peradaban.

" Kenapa begitu agar orang orang yang didik di masjid jadilah dia penguasa jadilah anggota dewan jadilah dia pemimpin tertinggi punya nurani bersuara masjid. artinya jangan ada oang yang melarang kita bicara politik di masjid jika ada yang melarang berarti dia antek-antek Belanda," tegasnya.

Arifinsyah  mengatakan kalau saat ini islam sudah di kebiri dengan pernyatan Bawaslu yang membuat edaran tidak boleh bepolitik dan bersedekah di masjid 

" Latah pula Bawaslu buat edaran tak boleh bepolitik di masjid tidak boleh bersedekah di masjid kalau mau buat hal itu pangil ahli agama ada ketua MUI minta apa dasarnya inikan mancing lagi masak orang mau bersedekah tak boleh berarti kita sudah di kebiri islam ini,  apa kita biarkan ini, islam harus bangkit mulai dari kota Binjai," ucapnya.

Arifinsyah juga mengomentari rilis 200 mubalig yang baru saja di kelurakan kementrian agama republik Indonesia, ia mengatakan dalam daftar nama yang di rilis hampir tidak ada Ustadz 212 yang masuk dalam daftar itu.

Arifin menambahkan kalau  Pemerintah dan negara saat ini gagal sebab menurtnya aneh ada yang mengancurkan masjid dikatakan orang gila nanti kalau gereja tersingung siapa itu islam teroris.

" Liat sekang begitu kejadian bom baru undang undang teroris mau di buat ini kalau di ubah isi didalamya gawat  kalau itu yang di tawarkan pemerintah di ketuk palu oleh DPR  apa itu isinya siapa yang di curigai teroris boleh di tangkap di tembak oleh polisi seharusnya ada dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu kalau hasilnya dinyatakan teroris baru bisa di tangkap," ungkapnya.


Foto: Ketua MUI Binjai H M Jamil bersama Kakankemenag Binjai Abdul Manan dan pembicara muzakarah Prof Dr Arifinsyah 

Komentar Anda

Berita Terkini