ANAKKU DISEMBUHKAN

/ Selasa, 24 April 2018 / 20.32
#SebuahKesaksian "ANAKKU DISEMBUHKAN" kesaksian ini saya bagikan dan semoga menjadi berkat oleh pembaca dan khususnya anak-anak Tuhan, dan kiranya kesaksian ini bisa menjadi berkat dan nama Tuhan dipermuliakan! Selamat membaca!!!  *Lukas 1:37, Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Yang pertama saya mengucapkan puji syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yesus yang sudah mengijinkan saya mengalami peristiwa dimana di dalamnya saya merasakan betapa Tuhan menyertai saya dan keluarga langkah demi langkah.

Awalnya begini, beberapa bulan lalu saya sering menjumpai pada tubuh anak saya terdapat memar seperti orang kecapekan, dan saya kira itu memang kecapekan karena anak saya memang aktif dan sibuk bekerja. Saat dia panas tinggi, saya membawanya ke rumah sakit terdekat di tempat kami dan dokter yang menanganinya bilang kalau anak kami sakit DB dan Typhus.  Namun  seminggu yang lalu kemarin ketika saya melihat anak saya pulang berkerja melihat ada lebam pada tubuh anak saya, di dalam hati saya ada yang mengatakan kalau itu bukan yang sewajarnya. Oleh karenanya, saya langsung menyuruh istri saya untuk menelepon teman sejawat saya dia mengatakan, "Cepat dibawa kemari, kalau lebam takutnya trombositnya turun". Malam itu juga saya langsung membawa anak kami ke RS Columbia. Sesampainya di sana anak saya langsung di ambil sample darahnya untuk diperiksa dilaboratorium. Dan hasil laboratorium menyatakan kalau leukosit anak saya sangat tinggi, yakni 215 (normalnya 5-10), sedangkan trombosit nya sangat rendah 51 (normalnya 250-450), perawat bilang dengan hasil lab seperti itu yang ditakutkan adalah . . . . leukemia!  Kaget sekali saya mendengar kata-kata "leukemia", sebab saya tahu itu penyakit kanker darah yang sangat ditakuti oleh smua orang, dan saya berharap itu tidak terjadi pada anak saya.

Keesokan harinya saya bertemu dengan dr. Susi, dia yang menangani anak saya. Dokter Susi bilang kalau ciri-ciri anak saya mengarah pada leukemia, dr. Susi juga menyarankan supaya anak kami dibawa ke RS Elisabeth Singapura  karena di sana ada ahlinya darah, yaitu Prof Yen Seong .
Tapi waktu itu dr. Susi bilang begini, "bapak, besok pagi cek ke rontgen dulu ya, siapa tahu ketinggian lekosit itu disebabkan karena adanya flek." Kemudian saya berkata "Iya, dok."  Esok paginya, anak saya menjalani tes rontgen, dan hasilnya menyatakan kalau tidak dijumpai flek pada tubuh anak saya, berikutnya saya bertemu kembali dengan dr. Susi, dia bilang "bapak, besok pagi saya cek di USG" ya !, biar di ketahui sebetulnya yang ada pada perut itu apa. Dan saya mengiyakannya, anak saya menjalani USG, dan hasil USG menyatakan positif USUS BUNTU.

Untuk yang terakhir kalinya saya bertemu dengan dr. Susi, dia bilang "bapak,kita operasi saja Usus buntu nya sebelum nanti pecah", pada saat dr. Susi bilang seperti itu, dalam hati saya ada suara seperti ini, "Pindah sekarang!" Karena saya merasa dikasih tahu seperti itu, saat itu juga saya langsung bilang sama dr Susi, "dok, saya mau pindah sekarang saja!" Dan dr. Susi mengatakan, "Oh ya, kalau begitu saya langsung buatkan surat rujukan, sekalian saya pesankan kamar dan janji dengan dokternya, setelah 4 hari berlalu pada jam 6 sore kami meninggalkan RS Columbia menuju ke RS Elisabeth Singapura.

Selama diperjalanan saya terus mengucapkan syukur pada Tuhan, saya percaya akan firman Tuhan bahwa rancangan Tuhan bukan rancangan kecelakaan tetapi rancangan yang penuh damai dan sejahtera. Saya percaya, apapun sakit penyakit anak saya, Tuhan sanggup menyembuhkannya dan saya percaya pertolongan Tuhan selalu tepat pada waktunya."  Jam 9 malam kami tiba di Rumah Sakit Elisabeth Singapura, dan anak saya membutuhkan 12 kantong trombocit, dan kebetulan kemarin itu persediaan darah di Rumah sakit kosong. Malam itu saya tidak ditemani istri saya karena dia harus cari pendonor ke teman nya yang tinggal di Singapura. Saya hanya bisa mengucapkan syukur dan syukur, hanya itu yang bisa saya lakukan. Saya sama sekali tidak protes sama Tuhan, saya tetap percaya kalau Tuhan sudah menyediakan kesembuhan bagi anak saya. Dan kira-kira jam 1 malam, saya berdoa sambil mengucap syukur, tak terasa air mata saya mulai menetes, saya bertanya pada Tuhan, "Tuhan Yesus, apa yang Kau mau dari padaku?"  Sejenak sesudah itu, dalam hati saya yang paling dalam ini ada jawaban seperti ini, "Aku butuh kesaksianmu!"  Mendapat jawaban seperti itu, spontan membuat air mata saya mengalir seperti kran, rasanya tidak dapat dihentikan, seluruh tubuh saya gemetaran, dari jawaban itu Tuhan memberikan pengertian pada saya kalau anak saya sudah disembuhkan.

Saya menangis terharu, dan saya menjawab pada Tuhan, "Tuhan untuk kemuliaan namaMU, aku bersedia bersaksi untukMU."  Pada saat paginya, saya dipertemukan dengan pak Ericko liem oleh salah satu dokter di Rumah Sakit itu, pak Ericko datang langsung ke RS menjenguk anak saya, dia photo anak saya dan kemudian diupload ke Group mereka, dia buat keterangan bahwa dibutuhkan golongan darah (o+) untuk anak bapak dr.Handerson Sipayung, Puji Tuhan, siang itu juga banyak teman-teman pak Ericko yang simpati terhadap anak saya, sehingga mereka yang merasa golongan darahnya (O+) langsung mendonorkan diri.  Bahkan ketika kemarin istri saya datang membawa banyak pendonor, akhirnya mereka tidak jadi untuk diambil darahnya karena persediaan darah sudah cukup bahkan lebih. Hari itu juga saya bertemu dengan Prof Yen Seong beliau yang menangani pengobatan anak saya.  Prof Yen bilang kalau anak saya menderita penyakit kelainan darah atau orang biasa menyebutnya leukemia.

Karena kelainan darah jenisnya banyak, maka untuk memastikan yang jenis apa harus dilakukan tes BMP (pengambilan sumsum tulang  belakang), supaya bisa tepat cara pengobatannya. Malam itu juga, anak saya menjalani tes BMP, hasil tes menyatakan kalau anak saya positif menderita leukemia  dan  juga hasil USG ada usus buntu. Bagi saya, apapun penyakit anak saya, saya percaya Tuhan sanggup menyembuhkan anak saya. Tetapi sejak saat itu, saya merasa bahwa iman saya benar-benar diuji oleh Tuhan, di satu sisi saya sudah menerima janji Tuhan bahwa anak saya sudah disembuhkan, namun di sisi lain saya melihat dengan mata kepala saya sendiri keadaan anak saya bukannya membaik tapi justru semakin memburuk..  Sebagai manusia biasa, saya dilengkapi dengan kelemahan. Namun ketika saya lemah saya diingatkan Tuhan dengan satu ayat Firman Tuhan dalam Amsal 3:5., "Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri." ....dan saya juga diingatkan Tuhan melalui artikel artikel yang pernah saya baca, saya pernah membaca yang seperti ini, "...jangan pandang masalah yang ada di depan kita, tetapi pandanglah Tuhan yang sanggup mengatasi masalah kita", dan saya pernah baca yang seperti ini, "Ketika keadaan kita semakin memburuk, justru Tuhan sedang mendekat pada kita."  Bahkan saya juga diingatkan kisah tentang Sadrakh, Mesakh dan Abednego saat menghadapi perapian yang menyala-nyala, juga kisah Daniel di goa Singa, dimana secara jasmani mereka tidak memiliki jalan keluar, namun karena iman percaya mereka pada Tuhan sangat besar, akhirnya mereka bisa selamat dari maut, keluar sebagai pemenang bahkan hidup mereka boleh menjadi saksi bagi orang-orang disekeliling mereka. Dan saat itu juga, saya mulai bangkit, saya tidak lagi memandangi anak saya. Saya alihkan pandangan saya ke arah tembok sambil mengelus-elus tubuh anak saya, saya katakan, "Terima kasih Tuhan, Engkau sudah menyembuhkan anak saya...", saya perkatakan itu berulang kali.  Satu lagi yang saya lakukan selama beberapa hari di RS, setiap kali saya mau mandi, saya menyempatkan diri untuk berdoa pada Tuhan. Saya angkat kedua tangan saya sebagai tanda penyerahan total. Saya serahkan semua beban saya pada Tuhan, saya percaya Tuhan bekerja melalui tim medis, begitu pula dengan biaya pengobatan yang begitu besar, saya percaya Tuhan sudah menyediakan segala dana yang saya butuhkan. Setelah menjalani tes BMP, anak saya sudah mulai mendapat pengobatan dan kemarin pagi Operasi usus buntu nya lancar karena tidak sanggup membedah anak sendiri akhirnya saya hanya mendampingi..Dokter bilang kalau 2 minggu setelah pengobatan anak saya baru diijinkan pulang. Tapi seperti Firman Tuhan katakan, "Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana." bdk. Ams 19:21.  Puji Tuhan, setelah beberapa hari pengobatan anak saya untuk leukimia dan kemarin pagi operasi usus buntu dia mulai pulih. Dokter pernah bilang bahwa dibutuhkan waktu 2 tahun untuk menormalkan trombocit dan lekosit anak saya, Puji Tuhan, ketika pengobatan baru berjalan 30%, hasilnya sudah melampaui 30%. Hasil labnya bagus dan pasca operasi semalam dia mulai pulih, trombocit dan lekositnya normal. Bahkan Prof Yen yang menanganinya  heran dengan kesembuhan anak saya yang terlalu cepat hitungan hari beliau bilang "Hampir tidak dapat dipercaya, yang artinya secara medis itu tidak mungkin kesembuhan terjadi secepat itu."  Prof Yen juga sempat bicara sama anak saya, "Kamu benar-benar akan keluar sebagai pemenang mas, berdoa terus yah...Tuhan bersama kamu  Jika ukuran medis menyatakan 2 tahun baru normal, Puji Tuhan, rancangan Tuhan sangat dahsyat dalam keluarga saya. Baru beberapa hari dan belum genap seminggu menjalani pengobatan, lekosit, trombocit, HB anak saya sudah normal semua operasi usus buntu lancar dan sekarang pasca operasi mulai membaik.

Demikian kesaksian dari keluarga saya. Kiranya kesaksian saya boleh mengingatkan pada bapak ibu saudara sekalian, bahwa sepahit apapun, seburuk apapun keadaan yang bapak ibu saudara alami, jangan pernah pandang masalah yang ada di depan kita ,tetapi pandanglah Tuhan yang sanggup mengatasi masalah kita.  Dia Allah yang sanggup melakukan segala perkara. Hanya Dialah satu-satunya Allah yang benar-benar memberikan bukti atas setiap janji FirmanNYA.  ****  Satu pesan pribadi dari saya, "Ketika kita merasa bahwa semua jalan sudah tertutup; kiri, kanan, depan, belakang,.. ingatlah bahwa masih ada satu jalan di mana dunia tidak sanggup menutupnya,..pandanglah ke atas tangan Tuhan terbuka untuk menolong kita...amin Segala Perkaraku Kuserahkan Pada-Mu Allah Pembelaku Segala Kuatirku Kutaruh Di Kaki-Mu Allah Pem'liharaku Bila Kau Yang Membuka Pintu Tak Ada Satupun Dapat Menutupnya Bila Kau Yang Mengangkat Aku Tiada Yang Dapat Merendahkanku   Blessing... Handerson sipayung , Nathalia saragih dan anak kami Ivonne leovita Sipayung
Komentar Anda

Berita Terkini