Petani di Sosa Mamuro Padi Gogo

/ Minggu, 21 Januari 2018 / 07.43

Palas. 
Sejumlah petani padi gogo atau padi darat di Kecamatan Sosa Kabupaten Padang Lawas (Palas), saat ini sedang melakukan kegiatan Mamuro, istilahnya menghalau burung dari tanaman padi gogo menjelang musim panen tiba. 

Kepada wartawan, Sabtu (20/1/2018), Pangolu Hasibuan bersama isterinya Salam Nasution, warga Desa Ujung Batu, terlihat sedang melakukan kegiatan Mamuro di lahan padi gogo yang dikelolanya seluas sekitar 2 hektare.

"Saat ini usia tanam padi gogo sudah sekitar 4 bulan. Diperkirakan pada usia tanam 5 bulan, padi gogo kami sudah bisa dipanen. Makanya harus kami jaga dari hama burung biar gak dimakan padinya," sebut Pangolu.

Dikatakan Pangolu, jenis benih padi yang digunakannya ini, jenis benih padi darat "Hauma", yang biasa dipakai masyarakat setempat. Biasanya dalam perhektar lahan padi yang ditanam, produksi padi yang dihasilkan mencapai 140 sampai 200 kaleng. Satu kaleng beratnya berkisar 10 kilogram gabah padi kering. 

"Kami perkirakan dari luas 2 hektare padi gogo ini, hasil panennya bisa mencapai sebanyak 280 hingga 400 kaleng. Atau sekitar 2,8 hingga 4 ton. Padinya nanti, untuk keperluan makan di rumah dan sebagian dijual," jelasnya. 

Dengan hasil panen padi gogo sebanyak 2,8 hingga 4 ton tersebut, lanjutnya, setengah dari hasil panen padi dijual dan setengan bisa untuk keperluan konsumsi beras rumah tangganya selama sekitar 5 sampai 6 bulan. 

"Saat ini, harga beras memang lagi mahal. Kami biasanya menjual padi hasil panen seharga Rp 6.000 - Rp 7.000 sekilo. Kalau sudah jadi beras, harganya mencapai Rp 16.000 hingga Rp 17.000 perkilo," jelasnya.

Selain bertanam padi gogo, pasutri petani ini juga bertanam cabai dan sayur mayur lainnya. "Sambil menunggu hasil panen padi, tanaman yang lain, seperti capai, bayam, terong, tomat dan sayur mayur lainnya sudah panen," terangnya. 

Hasil panen sayur mayur tersebut, tambahnya, juga sebagian dijual ke masyarakat desa dengan harga keluarga yang lebih murah dari harga di pasaran dan sebagian lagi untuk kebutuhan rumah tangganya. 

Diakui petani padi gogo ini, dengan rutinnya melakukan kegiatan pertanaman padi gogo di lahan tersebut, petani di sini tidak begitu merasakan dampak mahalnya harga beras di pasaran.
Komentar Anda

Berita Terkini