LHOKSEUMAWE-Bupati Aceh Utara, Muhammad Thaib menyatakan telah menetapkan daerahnya sebagai darurat bencana banjir. Hal itu seiring semakin meluasnya banjir merendam 19 kecamatan dari 27 kecamatan dalam kabupaten itu.
Apalagi, hari ini Senin (4/12), banjir juga merendam Kota Lhoksukon, ibukota Kabupaten Aceh Utara. Bahkan, pasar induk utama kabupaten itu turut terendam banjir. Sehingga aktivitas perdagangan lumpuh total.
Ketinggian air di Lhoksukon mencapai dua meter. Bahkan, air juga merendam jalan nasional Medan-Banda Aceh. Saat ini, ketinggian air di jalan tersebut sekitar 80 sentimeter. Pengendara diminta berhati-hati melintasi jalan tersebut.
“Untuk suplai bahan makanan kita masih cukup selama tiga hari ini. Selain itu,saya juga sudah laporkan ke gubernur dan Dinas Sosial Provinsi Aceh secara real time perkembangan banjir ini,” katanya.
Dia menyebutkan, banjir kali ini terbilang parah sama seperti banjir pada tahun 2014 lalu. Saat ini, sambung pria yang akrab disapa Cek Mad itu prioritas utama yaitu memastikan seluruh warga kawasan banjir dievakuasi dan seluruh titik pengungsian mendapat suplai makanan yang mencukupi.
“Saya sudah tinjau ke semua lokasi banjir. Saya juga sudah cek gudang bahan makanan. Saya ingin pastikan penanganan banjir berjalan baik,” katanya.
Namun, dia khawatir jika hujan terus terjadi di Kabupaten Bener Meriah, Aceh, maka limpahan air akan merendam kawasan Aceh Utara. “Semoga di Bener Meriah tidak hujan lagi. Kalau di kita dua hari ini intensitas hujan mulai berkurang,” pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, tiga hari terakhir banjir merendam Kabupaten Aceh Utara. Ribuan orang mengungsi dan puluhan ribu rumah terendam. Awalnya banjir merendam enam kecamatan, lalu hari kedua bertambah menjadi 16 kecamatan dan hari ini mencapai 19 kecamatan dari 27 kecamatan dalam kabupaten itu.(Adi)
Teks Foto :
Darurat Banjir : Banjir yang melanda Kabupaten Aceh Utara ditetapkan sebagai darurat banjir, Senin (4/12). Foto banjir di jalan Banda Aceh-Medan, di Lhoksukon.