Topinformasi| Medan ~ Puncak acara adat (Mata Ni Horja) pernikahan Muhammad Bobby Afif Nasution-Kahiyang Ayu boru Siregar di Kompleks Bukit Hijau Regency (BHR), Taman Setiabudi (Tasbi) Medan pada Sabtu (25/11/2017) , memang sarat dengan nilai-nilai luhur kebudayaan bangsa Indonesia.
Usai penyambutan terhadap Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo, dan keluarga besar dari Solo, acara dilanjutkan dengan membawa penganten menuju ke Tapian Raya Na Martua.
Di acara ini, Tapian Raya Na Martua digantikan dengan air terjun buatan. Di sana, kedua mempelai akan melaksanakan upacara khusus “Marpangir”, yakni untuk menghanyutkan masa remaja serta didoakan selamat menempuh hidup baru, dan memperoleh keturunan anak laki-laki dan perempuan.
Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu boru Siregar tampak gagah dan cantik ketika berjalan menuju Tapian Raya Na Martua yang berjarak sekitar 200 meter dari kediaman rumah almarhum Erwin Nasution, orang tua Bobby.
Sambil berjalan dengan langkah-langkah kecil, keduanya terus melempar senyum ceria kepada khalayak ramai yang berjejer di tepi jalan. Kahiyang yang mengenakan pakaian adat Mandailing yang didominasi warna merah dan kuning emas, terlihat begitu anggun. Begitu juga Bobby Nasution yang juga mengenakan pakaian adat Mandailing dengan hiasan kepala atau Bulang.
Tiba di Tapian Raya Na Martua, keduanya langsung duduk berdampingan di kursi yang sudah disediakan. Sejurus kemudian, tetua adat memberikan kata-kata nasihat dalam dialeg Mandailing yang diakhiri dengan memercikan air dengan dedaunan pada kepala. Keduanya juga diminta untuk melarungkan atau menghanyutkan tujuh batu ke Tapian (sungai) sebagai simbol bahwa mereka telah melepas masa lajang dan kini menjadi orang tua.
Selesai Marpangir, Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu boru Siregar kembali berjalan menuju gelanggang acara dengan tetap diteduhi payung kuning dan iringan musik khas Mandailing.
Di gelanggang acara, keduanya pun melanjutkan prosesi berikutnya. Yakni Penabaian gelar adat yang menjadi penanda bahwa keduanya telah resmi menjadi suami dan istri, dan nama kecil tidak boleh dipanggil lagi.
Usai Panabaian, keduanya masih melanjutkan upacara Mangupa (memberi upa-upa atau restu). Acara ini berupa permohonan doa, pesan-pesan, dan petunjuk kepada kedua pengantin. Penyampaian Mangupa ini dilakukan dengan bahasa adat yang berwujud sastra Mandailing, dan dibawakan seseorang yang disebut Datu Pangupa.
Tujuan dari Pangupa adalah Hobol Tondi Tu Badan. Artinya, Tondi (arwah) bersemayam dalam tubuh dengan aman dan nyaman. Dalam bahasa, Pangupa digambarkan dengan telur yang direbus, dimana kuning telur dilindungi oleh putih telur dengan baik.
Jadi, secara tegas bisa diartikan bahwa Tondi Hobol Tu Badan adalah pengharapan kepada orang yang diupa akan tegar menghadapi segala tantangan, dan memiliki ketegaran jasmani.
Kemudian acara dilanjutkan dengan Ajar Poda, yakni nasihat kepada kedua mempelai sebagai bekal berumahtangga. Di acara Ajar Poda ini, Presiden Jokowi menyampaikan empat nasihat dalam dialeg Mandailing.
Selesai Ajar Poda, Bobby dan Kahiyang melanjutkan acara Tor-Tor Somba, yakni Manortor di hadapan orang tuanya yang menjadi tanda terima kasih dan penghormatan kepada orang tua, dan raja-raja adat. Acara Mata Ni Horja ini ditutup oleh Raja Panusunan dengan Manyonda Godang, dan mengucapkan horas tiga kali. (join)